Kamis, 05 Desember 2013

Cerpen by NUgraheni Kartika Utami :)



Namanya Khafa


Senja menyapa sang malam bersama angin yang berhembus pelan. Aku terduduk di teras rumah menikmati kendaraan yang lalu lalang . Mengingat saat itu aku pernah duduk bersama masa laluku disini. Masa lalu yang bisa dibilang memberikan  panah api yang menembus dada hingga membakar tubuhku. Aku masih luka. Sosok enam belas minggu yang lalu meninggalkanku masih membuat hati remuk redam. Aku mencoba melupakan semua itu, perlahan.

Malam menyapa, kubuka buku pelajaran Ekonomi. Lalu menggoreskan tinta pada buku mengerjakan tugas. Pekerjaanku tertunda sebentar setelah mendengar HPku berbunyi karena ada pesan masuk.

Khafa

Hay aku Khafa, maaf ganggu cuma mau kenalan, kalau engga boleh ya sudah 

Aku                                          

Iya boleh, Khafa siapa?

Khafa

Temannya Samanta.

Bersamaan dengan itu Samanta mengSMSiku

Samanta

Karina,  tadi Khafa  minta nomermu, aku kasih , maaf tidak tanya terlebih dahulu 

Aku

Iya engga apa-apa Samanta 

Sebenarnya aku tau siapa Khafa, iya dia siswa kelas XII di SMK Gilipura. Samanta sering cerita tentang Khafa. Tentang dia menelfon Samanta, tentang dia berantem sama anak SMK Ma’ruf. Yaa dia Khafa yang dibilang Diandra sok kenal banget di facebook. Komentar-komentar gitu di statusnya teman-teman Diandra. Sedangkan Tessa aku tanya dia hanya menjawab “tak kenal”.

            Awalnya aku sangat cuek sama Khafa, SMS-nya sering tidak ku balas. Sekali dibalas aku selalu di lontarkan pertanyaan, sedang apa? Online terus? Apa aku engga penting? Berulang-ulang dia menanyakan “apa aku tidak penting?”  Disitu aku berfikir, ada apa? Kenapa Khafa bertanya seperti itu? aku mencoba menghilangkan rasa keGRan itu. Dan mencoba merespon dan memahami apa tujuan pertanyaan Khafa  yang sering kali dilontarkannya. Lambat laun aku mulai mengerti. Lewat candaan, celotehan, dan omelannya aku mulai merasa ada yang berbeda dihatiku. Sosok Khafa mulai bisa merubah hariku yang sepi menjadi ramai karenanya. Sekarang yang ku tunggu dalam HPku adalah SMS dari Khafa. Khafa terkesan membuatku penasaran. Waktu itu SMS terus, sekarang aja jarang. Itu kepribadian Khafa, yang biasa kalau lagi malas SMSan ya malas. Tidak akan SMS.

            Aku belum pernah bertemu Khafa, namun gambarnya dan suaranya sudah aku lihat dan dengar. Manusia dengan sejuta impian dengan kata-kata tajam membuat luluh hati setiap orang itu merupakan manusia yang aku anggap beda dari yang lain. Aku bisa menyimpulkan bahwa seorang Khafa  adalah orang yang sangat-sangat keras, teguh pendirian, dan mungkin orang yang jujur. Sosoknya berkali-kali menampakkan diri dalam mimpiku. Aku bingung akan hal ini. Aku belum pernah menemui orang yang sangat berambisius membahas sesuatu dengan cara seserius itu, tentang segala hal dia tak mau kalah omongan. Dia sangat sayang kepada kawan-kawannya. Namun dapat membenci seseorang yang dianggapnya tak searah dengan kehidupannya yang santai namun tetap mengkritisi sesuatu. Contohnya saja aku, saat aku berkomentar ria dengan salah satu kakak kelasku di jejaring sosial facebook, dia bilang begini “Karla jangan berteman dengannya, aku tau dia anak ga bener. Dia suka nggombal sama cewek-cewek. Apalagi kamu lugu sekali, paling digombalin dikit udah kepincut. Tapi terserah Karla, mau berteman sama dia apa engga. Kalau Karla mau tetap berteman sama dia, engga usah berteman sama Khafa”. Aku ga bisa menyimpulkan secara tegas tentang kata-kata darinya yang melarang aku berteman dengan kakak kelasku itu. Apa memang dia sangat membenci kakak kelasku? Atau mungkin dia takut aku dekat sama kakak kelasku itu?

Aku sadar hatiku selalu berbicara tentangnya. Namun aku  takut kecewa jika terlanjur sayang sama Khafa. Aku pernah terluka, dulu. Aku tak ingin seperti keledai yang bodoh  terjerumus dalam luka yang sama. Khafa terkadang cuek, terkadang perhatian. Pernah aku kecewa  padanya karena dia membuat status di facebook

Sebenarnya aku bingung, milih dia atau kamu?

Jleebb! Dia? Siapa? Kamu? siapa?  Aku membalasnya lewat status facebook juga.

Aku yang akan mengalah.

Dia langsung mengSMSiku.

Khafa

Kamu mau nyerah? Seharusnya kamu buat aku milih kamu dong, bukannya nyerah gitu. Kamu kira aku milih dia?

Aku

Aku takut kecewa, aku engga mau kecewa lagi.Aku trauma Fa. Aku yang akan pergi.

Khafa

Aku engga mau ngecewain orang yang sudah sayang sama aku. Suatu saat aku akan ngasih tau kamu kalau cinta itu bisa buat kamu lupa sama orang yang pernah nyakitin kamu sebelumnya. Catat itu.

Sontak hatiku luluh membaca SMS itu. Cewek pada dasarnya gampang luluh sama  perkataan cowok. Entah teori dari mana , dari siapa, engga jelas tapi itu terbukti.

***

           

Hari itu hari libur sekolah, bukan hari minggu. Aku, Diandra, Tessa dan Samanta memanfaatkan hari itu untuk bersenang-senang. Sedikit merefresh otak dengan menonton film terbaru di bioskop. Kami memilih film “Perahu Kertas”. Menceritakan seorang cewek bernama Kugi dan Seorang cowok bernama Kinan yang saling mencintai namun terpisah karena suatu masalah dan dipertemukan kembali hingga mereka menikah. Kugi dan Kinan, berinisial “KK” , terlintas pikiran “waw Karla Khafa” tertawa dalam hati dan tersenyum-senyum sendiri. Film Perahu Kertas ini menjadi inspirasi ceritaku tentang dia. Entah mengapa aku membayangkan aku adalah Kugi dan Khafa adalah Kinan. Kugi selalu menghanyutkan perahu kertas berisi surat cinta. Dengan kata-kata yang sedikit gila, tapi itu adanya. Aku dan teman-teman pulang dengan merasa puas. Seharian kita menonton dan jalan-jalan. Diperjalanan pulang Handphone bergetar, segera aku membukanya

Papah

Cepat pulang, temanmu menunggumu dirumah.

Aku

Siapa pah?  Ini Karla sedang pulang.

Tanpa ada balasan lagi dari Papah aku dan kawan-kawan segera pulang. Sampai akhirnya kami sampai dirumah masing-masing. Ternyata Galang dan Liana yang datang. Mereka kawan gilaku. Aku senang gila-gilaan bareng mereka. Dan Galang adalah teman dekat Khafa.Tapi dalam hati aku berfikir ,”kok ga ada Khafa?” Galang segera tanggap dengan apa yang ada dihatiku, dia menyindiri aku tentang Khafa.

 “Eh iya, kok Khafa engga ikut sih? Katanya tadi mau ikut terus kamu engga bales-bales sms dia.” tanyaku.

“Ya jelas engga dibales orang HPnya Galang aja mati La” sahut Liana.

Tiba-tiba Galang beranjak dan  berkata “aku akan menjemputnya”.  Aku hanya terbengong-bengong. Bukan aku yang nyuruh loh. Iya kan?

Gubraaakkkk!

Aku tergesa-gesa ke kamarku. Sambil berkaca

“aku belum mandi, muka kucel banget abis jalan-jalan seharian, dan parahnya dia akan datang!”

Liana membuntutiku dan dia mengatakan sesuatu yang membuat aku apa adanya.

Tampillah dengan gaya dan sikapmu sendiri, kalau kamu jelek ya jelek aja , kalau dia sayang kamu pasti akan melihatmu tercantik dari bidadari-bidadari di luar sana. Gila ya gila  saja, karena itu adalah kamu”

Jleeebbb! Bener juga! Okey aku tidak akan mandi. Hanya sekedar merapihkan rambut yang acak-acakan kaya mie temel (orang Jawa bilang).

            Kulihat dia datang, hmm tinggi, kurus, dan tahi lalat di pipinya yang membuat khas. Aku menyapanya “hay” dia membalas “hay juga” lalu sesaat senyap tak bersuara. Aku diam dia pun diam. Aku mengajak mereka masuk ke rumah. Dan masih diam. Galang dan Liana memojok-mojokiku.

La, diem aja? Udah di samperin kok malah kaya orang lagi di ajar matematika sama guru killer, fayah”.

Dalam hatiku mangkel bin sebel “DIAM! DON’T DISTURB MY SILENCE!”.

Khafa mengSMSiku,

Diem aja La

Aku

Kamu harusnya ngomong duluan biar aku mau ngomong. Cowok harus memulai.

Khafa

Gender banget sih La, ya nanti aku teriak-teriak sekalian :p Oh iya La, aku ada barang murahan yang mau aku kasih ke kamu, kira-kira Karla mau nerima engga ya?

Aku

Apapun dari kamu aku terima J

Galang mengetahui apa yang ada dalam hari Khafa. Ingin berdua denganku dan memberikan apa yang di bawa. Galang mengajak Liana keluar rumahku. Ebuseet! Deg-deg’an gila! Aku masih terdiam. Dia yang memulai pembicaraan,

“Ini La barang murahan yang mungkin banyak di jual dipasar, tapi ini khusus untukmu, kerena       ini punya cerita tersendiri” Ungkapnya mengulurkan boneka merah jambu yang berpitakan bunga mungil dan  bantal bertuliskan LOVE di tangannya.

“Terimakasih Fa, aku suka, jangan bilang ini barang murahan ya, ini akan menjadi barang yang sangat berharga untukku J” aku tersenyum dan menerima “Boneka Tersayang” itu.

Kami duduk bersebelahan mengikuti Liana dan Galang ke luar rumah. Di teras rumahku, suasana tak setegang tadi saat mulut kami berdua terkunci rapat. Dia bercerita tentang banyak hal. Bahkan dia melarangku untuk pergi ke suatu waduk di Kota Kebumen lagi. Katanya banyak orang-orang engga bener disana. Khafa bertanya tentang teman-teman SMPku, tapi aku bingung kenapa dia menanyakan tentang “Dewi”. Tapi tak aku curigai begitu mendalam, karena mungkin Khafa dan Dewi tak ada hubungan apa-apa.

 “Karla, coba deh nyanyi” tantang Khafa.

 ”Engga bisa ah, fals” jawabku.

“Iwan yang fals aja jadi penyanyi legendaries loh” ungkap Khafa.

“Itu bukan fals suara, tapi memang namanya Iwan Fals” celotehku.

Tiba-tiba …

Saat tubuhku lemah tak berdaya, disaat jantungku mulai terasa lemah. Aku inginkan engkaumenamani aku dan andai kau tau besarnya cintaku sebesar dunia….

Aku menyahut

Saat rambutku kusam dan memutih, disaat ku tak mampu menggenggam lagi. Aku ingin kan engkau menemani aku, dan andai kau tau luasnya cintaku seluas samudra….

Aku ingin engkau selalu menemani hidup dan matiku, aku ingin engkau sla….

“aaaa payah, engga sampai” ejeknya.

 “Orang nadanya tinggi banget, dari pada fals hayoo” sahutku sambil cemberut.

Kami melanjutkan candaaan kami. Khafa menanyakan banyak hal sore itu.

“Aku suka Slank, dan aku Slanker, menurutmu anak-anak slanker itu gimana?”

Aku menjabab sebisaku, karena aku tidak terlalu tahu tentang Slank dan Slanker-slankernya.  

“Kamu tau ini siapa, aku pengen  banget  bilang sayang sama dia?” sambil menunjukkan foto pada wallpaper HPnya.

 Kalian tahu siapa itu? itu aku! Di wallpaper HPnya! Tau gimana senengnya aku? Engga kan? Udah kagak usah ditanya, senengnya minta ampun deh ! hahaha :D

            Sore semakin membenamkan matahari. Galang, Khafa dan Liana pun pulang, tinggal aku sendiri di kamar bayangin betapa indahnya senja tadi. Boneka itu, lucu dan itu dari Khafa! Ya , aku sayang dia! Setelah selesai mandi, HPku berdering, tak lain tak bukan dia SMS.

Khafa

 Setelah ku pikir-pikir , aku akan belajar mencintaimu.

Aku membalasnya penuh respon yang indah. Hari itu benar-benar hati diaduk-aduk oleh cinta!

***


            Hari-hariku penuh dengan pikiran tentang dirinya. Khafa Khafa dan Khafa. Entahlah mengapa dia tidak memperjelas hubungan ini. Padahal setiap hari perhatian, padahal setiap hari meyakinkan, padahal setiap saat bilang kata sayang, dan yang lebih padahal, aku nunggu dia nembak  -_- Kapan ? Aku menunggu. Kenapa aku begitu yakin suatu saat dia akan membahagiakanku? Kenapa aku begitu yakin dia yang terbaik bagiku? Entahlah mungkin sayang yang teramat dalam atau mungkin suatu jawaban yang belum dapat terpecahkan hingga kini.

            Besok dia ulang tahun, aku telah menyiapkan rencana-rencana yang tidak di tuangkan dalam sebuah proposal kegiatan. Engga perlu kali -_- Aku belum tidur, menahan kantuk yang memerangi mata dan rasa. Untuk dia yang satu jam dua puluh  menit lagi menambahkan umurnya menjadi tujuh belas tahun. Aku menyiapkan kata-kata yang sangat rumit dan memerlukan waktu yang lama untuk berfikir. Aku ingin menjadi yang nomer satu mengucapkan Happy birthday untuk insan  yang mempunyai tempat yang indah di hatiku. Aku akan mengucapkannya dengan lima tempat dan cara. SMS, telepon, lewat Facebook, lewat Twitter, dan secara langsung.

            Jam dinding tersenyum memperlihatkan jarumnya telah bersatu diangka dua belas. Aku memencet tombol kirim pada HP kesayanganku yang meskipun layarnya berwarna kuning pucat untuk mengirim kata-kata ucapan yang telah aku rancang tadi. Laporan terkirimpun telah sampai. Dan sekarang waktunya menelfon manusia tercinta. Dengan kata-kata tak serumit pesan yang aku kirim aku mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Lanjut step berikutnya aku ngewall dia di  facebook, dan mantion di twitter. Tinggal satu yang belum terlaksana. Ngucapin langsung. Karena hari itu hari Jum’at, jadi aku harus sekolah dulu. Dan nanti siang aku akan member kejutan padanya.

            Aku pulang sekolah dengan sangat tergesa-gesa. Karena kita belum membuat kue untuk Khafa untuk acara ulang tahunnya. Setelah sampai  rumah, aku langsung melepas sepatu dan berlari menuju kamar sambil berfikir baju apa yang aku pakai nanti. Hmm baju lengan panjang bergaris-garis ini kurasa cocok dan sopan, terkesan elegan dan dewasa saat aku memakainya. Okey pukul 12.30 aku dan kawanku Hayuta tancap gas ke rumah Liana untuk membuat kue, tak lupa ku bawa kado yang telah kusiapkan jauh hari.

            kuenya kurang mengembang,kelihatan berkelas walaupun begitu” komentar Liana setelah jadi kue yang kami buat.

            Yang penting ini usaha kita sendiri, Khafa pasti tetap  suka” Hayuta menyahut.

            Berharap banget Khafa suka kue buatan kita, aku deg-degkan banget mau ketemu dia, malu nih. Mana Galang? Setia sudah dibilangin belum suruh mengatuur keadaan disana?” ucapku.

            “Sudah beres pokoknya, itu dia Galang dateng” jawab Liana.

            Kami langsung ke sana, ke rumah Khafa. Aku membawakan kue sederhana yang tidak mengembang itu. Bersamaan dengan melelehnya lilin kecil dalam kue aku menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Khafa nampak kaget dengan semua ini. Ditiupnya lilin-lilin yang hampir habis dimakan api itu, dan mengucapkan terimakasih kepada semua yang ada di situ. Aku tersenyum, dia memandangku dan duduk bersebelahan denganku. Galang tak sabar ingin menyicipi kue yang terlihat elegan itu. Dan Khafa mulai memotongnya.

            “Bagaimana ini?” tanya Khafa.

            “Gimana tho? Begini?”  tanggapku menyentuh tangannya yang kebingungan memotong kue.

Ckreek, ckreek, ckreeeek!!!

Bak bunyi kamera infotaimen yang mengabadikan setiap gerak-gerik artisnya. Kami berfoto-foto untuk dijadikan kenang-kenangan. Disana aku hanya terdiam, aku tak banyak bicara saat itu.

            “Karla kenapa diem aja?” bisikannya menyadarkan lamunanku.

“Engga apa-apa kok Fa, Cuma malu sama teman-temanmu” jawabku lirih.

            Kami seperti sudah pacaran kala itu, kata-katanya bisa membuatku agaknya tak bisa berkutik. Setiap bait kalimat yang dia ucapkan seperti  peluluh hati yang beku karena freezer cinta masa lalu yang suram. Tangannya lembut menyentuh tanganku yang dikatanya bentek-bentek. Iya iya, tangan cewe rata-rata bentek dan mungil, aku tau kamu gemas. Dia memperhatikan tanganku, lalu berkata

            “Potong kukumu yang panjang-panjang ini, jelek tahu”

Aku mengiyakan semua kata-kata perintah dari Khafa, seperti terhipnotis oleh perasaan.

            “Geser” dia menyuruhku bergeser tempat duduk yang kebetulan berukuran agak panjang.

            “Geser lagi, lagi” aku menggeserkan tubuhku perlahan, dan bingung  kenapa aku disuruh geser.

Ternyata dia hanya ingin menyandarkan kepalanya dipangkuanku, aku faham  dia mencari kenyamanan. Dalam hati aku berkata  Tuhan aku mencintainya. Sambil ku belai lembut rambutnya yang nampak pirang karena ulah nakalnya. Kami tak banyak bercerita sampai akhirnya aku memutuskan pulang karena factor waktu. Aku masih nyaman di sini, aku tak ingin enyah dari pandangan matanya. Namun, harus tetap pulang.

***



            Akhir-akhir ini Khafa sedikit jauh dariku. Entah mungkin dia sedang ada masalah. Namun dia tak pernah mau cerita padaku ataupun kepada teman-temannya. Aku bertanya kepada Galang, mengapa dia sedikit berubah. Galang hanya menjawab “tidak tau”. Hampir seminggu setelah ulang tahunnya dia seperti tak peduli lagi denganku. Apa salahku? Mungkinkah jika dia telah mennghindar dariku? Lalu bagaimana aku dan perasaanku ini yang terlanjur jatuh sangat dalam pada sosok manusia tercinta itu.

            Semangatku hilang pagi ini. Ulangan harian seperti tak ku fikirkan. Asal nulis jawaban setahuku saja. Bad day! Masih untung ada kawan-kawanku yang selalu menyemangatiku. Kalau tidak mungkin aku tidak masuk sekolah hari itu. Hari itu hari Sabtu. Samanta, Tessa dan Diandra berjanji menemani aku malam ini. Karena kami bukan anak-anak yang suka keluar malam, jadi kami membuat acara di dalam rumah, yaitu “tidur bersama!” di rumahku. Kami berempat sedang dilanda kegalauan maksimal, Tessa yang bingung balikan apa engga sama mantannya, Diandra yang pusing karena ulangan harian akuntansi yang dikerjakannya parah-parahan, Samanta yang bimbang dengan perkataan mantannya yang sering bulsyit, dan aku yang tak jelas dengan Khafa. Kami menghibur diri dengan bernyanyi dan bergitaran ria di kamar. Ditemani bubur sun bayi pengurang galau dan kuaci anti mewek malam itu sedikit seru. Sedang seru-serunya memakan kuaci yang mengesalkan konsumennya karena capai mengupasinya, tiba-tiba HPku bordering, aku angkat telefon dari Khafa.

            “Karla, aku minta maaf banget. Aku sebenarnya dari kemaren sudah punya pacar dan sekarang sudah putus. Aku engga ingin nyakitin kalian berdua , aku tidak akan menghubungi  kalian berdua lagi. Aku minta maaf banget bikin Karla kecewa dan sakit hati. Semoga Karla memaafkan aku. Aku engga bisa begini terus. Maaf, sekali lagi maaf” suara telefon yang mematikan perasaan cewek lemah seperti aku.

“Iya engga apa-apa” singkat jawabku, besar lukaku.

Seperti terhempaskan dari lantai tujuh belas sebuah gedung, padahal naik gedung itu dengan susah payah menapaki beratus-ratus anak tangga. Sakit bukan main! Gila! Air di pelupuk mata telah kompromi dengan perasaan hati yang di cambuk-cambuk oleh kejamnya cinta! Kawan-kawanku hanya terdiam dan menyabar-nyabarkan aku dengan senyuman. Kuluapkan perasaanku yang hancur berkeping-keping ini di facebook. Dan kalian tahu apa yang aku lihat ketika pertama sign in facebook? Iyah!

Khafa cahya Perdana berpacaran dengan Dewi Asmarandana

Jleb jleb jleb !!! Sudah hancur lah aku saat itu. Dewi ? teman SMPku? Yang ditanyakan Khafa saat awal bertemu denganku. Iya Dewi pacarnya Khafa dan Khafa pacarnya Dewi. Hahaha jago banget acting tuh orang. Seorang manusia yang suka mengkritisi sesuatu dan sangat bijaksana dalam mengatakan sesuatu itu menyakiti hatiku! Sudahlah aku terluka lagi. Dan aku adalah keledai yang bodoh , jatuh ke kesalahan yang sama. Salah menilai orang. Gampang luluh hati saat mendengar kata manis dari mulut yang lamis.

            Senja kelam ku pandang  kala matahari terbenam. Seminggu, sebulan dan berbulan-bulan ku lewati hidup diiringi sayatan pilu tergores rindu seorang penipu. Aku kini bagaikan air mineral tanpa O2. Bagai bunga tanpa mahkota. Aku tak boleh terus-terusan terhanyut dalam ombak lautan cinta yang mengkikis hati. Melupakan kata-kata bahwa dia akan membuktikan kalau cinta dapat membuatku lupa akan orang yang menyakitiku. Dia menyakitiku, dan mungkin dia bukanlah cinta yang baik untukku.





***











Senin, 16 September 2013

nanana

Untaian cerita tak terlupa.
Bait puisi indah tertera lembut helaian kertas usang.
Elok lukisan kanvas merujuk indah.
Mawar kuncup siap kembang.
Uraian cinta kasih bak lilin-lilin kecil terang.
Terang membakar diri.
Cahaya cinta senantiasa cipta.

Senin, 19 November 2012

Its Me


It’s Me
Aku , aku adalah Nugraheni Kartika Utami. Aku di panggil Tika, Tikul, dek Tika, Tikus, Karti, sampai Semak belukar. Tapi garis besarnya saja aku sering di panggil Tika atau tikul oleh teman-teman. Kalau Kakak-kakak Girlband ku sering manggil aku Dek Tika J. Ntah karena apa, mungkin karena yang seperti anak kecil sendiri kali? :D Hmmm Kalau Tikus itu nama ejekanku dari Dana temen sekelasku, Kalau Karti itu Bang Preman yang sering manggil. Kalau Semak belukar itu gerombolan anak VIA dulu waktu aku SD kelas VI. Itu karena aku kan punya adik-adikan angkat, nah rambutnya adikku itu kriting, malah dijuluki Semak belukar… Hadeehh 
Aku lahir dengan selamat karena ibuku SULASTRI yang melahirkan aku di Bekasi, 20 OKTOBER 1996 pukul 11 WIB. Karena bapakku SANTOSO NUGROHO aku dapat tumbuh jadi segede ini karena nafkahnya  Aku sayang banget sama mereka :*. Tentunya berkat rahmat ALLAH SWT yang telah memberiku hidup.  LOv u :*

Add caption
Dewasa kini aku berusia 16 tahun remaja sih tapi beranjak dewasa. Aku kadang belum bisa berfikir dewasa. Aku masih sering nesu-nesu kaya anak SMP labil. Itu sulit ku rubah, namun aku tetap mencoba berubah loh kawan. Aku orangnya mudah terpengaruh, suka ikut-ikut, and  funny :D. Tapi itu penilaianku terhadap diriku sendiri, ntah bagaimana orang lain menilaiku . Ooh ia  kawan, satu lagi yang ku tahu akan diriku aku sensitifan beud :D Pacarku kadang kualahan mengahadapi aku yang seperti ini.
Tentang teman, Aku syukuri aku mempunyai banyak teman. Ntah itu yang muna di belakangku atau tidak semua aku anggap teman, kecuali dia-dia yang syirik ame gue… :P kenapa loe kagak terime !!! Sorry emosi jiwaku keluar kalau ingat yang namanya tidak perlu ku sebutkan di artikelku ini. Sudah jangan dibahas (siape yang bahas ye?). Njuuut? (Pak Guru Ekonomi)  tadi kan lagi ngomongin temen, lanjut okeh… Untuk teman aku di PONOROGO dan LAMPUNG , aku berkata “friend, I’m missing you”. Untuk temen ku IXC aku berkata “inyong pengen kumpul-kumpul”. Untuk CASHISD aku berkata dengan lantang “Aku ingin masa-masa kita bersama kembali lagi”. Untuk teman UNESCO aku bicara “Aku mulai sayang kalian, aku ingin kita kompak”. Yeeeaaahh secerca kata-kata yang ingin ku ungkap kepada kalian semua. Terima kasih untuk Xacul (Eka Suciyanti), Kak Dinda (Dinda P Pertiwi), Dedot (Dyah R Setiasih), Rainy (Fitria Eka Rini) , Tezze (Meilita Dewi W.) yang saat ini sudah mau berbagi segala hal dengan ku J Tak lupa pula semua kawanku yang pernah membantuku, aku ucapkan banyak terimakasih sama kalian J Aku berarti karena kalian SOBAT J.
Jadi sedih akunya laa L curhat dewek sedih dewek :D. Aku bingung mau nulis apa lagi niih. WAktunya aku akhiri bacaan ini, baca “IT’S ME” season 2 ya kawan  Byebyebye .
 Aku menyayangi Kalian :*
Bertanggalkan 16 November 2012